Jumat, 25 April 2014

BUKAN HATI BIASA

BUKAN HATI BIASA
Kis. 17:10-12
Oleh: Adi Putra Wijayantara, S.Th
Pendahuluan:
Jemaat di Berea adalah contoh yang signifikan sebagai jemaat yang memiliki hati yang bukan hati biasa. Mereka adalah kumpulan orang-orang unik dengan kreatifitas pikiran yang menarik. Tercatat bahwa mereka “lebih baik hatinya” dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika.
Mereka memiliki pemikiran yang terbuka dan tidak melulu bertahan pada zona kebodohan yang mengarah kepada kesesatan. Mereka tidak menutup hati mereka untuk hal-hal baru. Bukan berarti bahwa mereka memiliki hati yang mudah berubah, namun dengan kerendahan hati mereka menerima sesuatu yang pantas untuk diterima.
Istilah ‘Bukan hati biasa’ merupakan pikiran terbuka yang dimiliki oleh manusia. Perkara ini membutuhkan satu komitmen yang penuh dengan totalitas. Seseorang yang setengah-setengah dalam menentukan keputusan tidak layak dikatakan memiliki hati yang bukan hati biasa.
Tesis: Penting bagi orang Kristen untuk memiliki hati yang bukan hati biasa
Kalimat Pertanyaan: Bagaimanakah cara bagi orang Kristen untuk memiliki hati yang bukan hati biasa?
Kalimat peralihan: Dalam kitab kisah rasul 17:10-12 dituliskan gambaran hati yang bukan hati biasa yang telah dipraktekkan oleh jemaat di Berea yaitu:
Diskusi:
I.                   MENERIMA FIRMAN DENGAN SEGALA KERELAAN (AYAT 11 b)
A.    Kata kerja “menerima,” berarti membuka hati, berkehendak, dan kondisi yang dipupuk dengan hati yang jujur.
B.      “Dengan segala kerelaan”, berarti bersedia dengan ikhlas hati, tidak mengharapkan imbalan, dengan kehendak atau kemauan diri sendiri. Kerelaan hadir dari kerendahan hati yang tulus dan sebuah totalitas yang tercurah dalam sebuah tekad yang bulat dari jiwa.
C.     Refleksi:
1.      Apakah kita menerima firman dengan segala kerelaan? Ataukah kita menerima firman karena paksaan karena terpengaruh motivasi yang salah dalam mengikut Kristus?  (Yak. 1:22)
2.      Seseorang tidak akan mengalami kerugian besar untuk menerima Firman yang telah diilhami Allah, sebab firman memiliki manfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim. 3:16).
3.      Ilustasi: seorang tukang kayu yang memiliki prestasi bagus, namun saat mau pensiun tidak menerima dengan kerelaan hati mengerjakan rumah yg tuannya perintahkan utk terakhir kalinya. Setalah rumah itu jadi, dia malu dan menyesal sebab ternyata rumah itu dihadiahkan untuk dirinya.
4.      Banyak manusia yang mengalami nasib sama seperti tukang kayu tua tersebut, yang tidak siap dg kerelaan hati untuk menerima firman Tuhan. Sehingga mereka harus menanggung malu pada saat pengadilan Allah nantinya (contoh: kisah orang kaya & Lazarus dlm Lukas 16:19-31 bdg )
II.                            SETIAP HARI MENYELIDIKI KITAB SUCI (AYAT 11 b)
A.    Yang dimaksud ‘setiap hari’ berarti konsisten, terus menerus, dan selalu menjadi prioritas dalam aktifitas harian. Ada kemampuan dalam hari-hari mereka untuk menyediakan waktu untuk belajar firman Tuhan tanpa harus meninggalkan aktifitas bekerja.
B.      Mereka tidak menyerah dalam menyelidiki kitab suci dalam kondisi bagaimanapun.  Kitab suci yang dimaksud adalah Perjanjian Lama, mereka menyelidiki korelasi Keselamatan melalui Kristus di dalam kitab suci yang telah mereka ketahui sebelumnya.
C.     Refleksi:
1.      Apakah kita hanya sekedar menerima firman (menjadi Kristen) dan apatis dengan isi yang ditulis di dalamnya?
2.      Berapa jamkah waktu yang kita sediakan setiap harinya untuk menyelidiki dan belajar firman Tuhan? (2 Kor.13:5; Ratapan 3:40).
3.      Pergunakanlah waktu yang ada (Ef.5:16) untuk meneliti firman Allah (Yak.1:25).
4.      Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik (1 Tes. 5:21) dengan demikian tidak terpedaya oleh pengajar palsu (1 Yoh.4:1).
Kesimpulan:
Jemaat di Berea merupakan teladan yang tepat bagi kita sekarang ini karena mereka memiliki pemikiran yang terbuka dalam menerima dan menyelidiki kitab suci.
Keselamatan, kecerdasan, pengetahuan, dan kebaikan sebagai orang Kristen tidak akan singgah dalam diri kita bila mana  kita lebih dahulu membuka hati kita untuk menerima kebenaran.

ULAR BELUDAK DI RUMAH TUHAN

ULAR BELUDAK DI RUMAH TUHAN
Mat 23:33 -34
 Oleh: Adi Putra Wijayantara, S.Th
Pendahuluan:
1.   “Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota”
2.   Sejak manusia masih hidup di Taman Eden hingga pada akhir zaman, ular merupakan salah satu binatang yang kerap disebutkan keberadaannya. Hingga hari ini para ilmuwan telah mengidentifikasi ribuan jenis ular dari seluruh dunia, salah satunya adalah ular beludak. Namun tahukah Anda apa yang disebut ular beludak itu?
3.   Nats pertama dalam Alkitab yang menyebut ular ini adalah Kejadian 49:17, “Semoga Dan menjadi seperti ular di jalan, seperti ular beludak (Ibr.: shephiphon) di denai yang memagut tumit kuda, sehingga penunggangnya jatuh ke belakang.” Dalam nats yang lain, kata “ular beludak” merupakan terjemahan dari kata Ibrani ‘eph’eh. (bdg. Ay. 20:16; Yes. 30:6). Nama latin beludak "viper" berasal dari bahasa latin vivo = "Aku hidup" dan pario = "Aku melahirkan". Beberapa penafsir mengatakan bahwa ini mungkin mengacu kepada ular gurun yang bertanduk dari Arabia dan Mesir. Kepalanya berbentuk segitiga dan berkulit kasar.
4.   Ular beludak adalah binatang reptil yang memiliki racun yang mematikan terdapat pada giginya. Biasanya ular beludak mencari mangsa pada malam hari. Ular jenis ini sering bergelung dan menunggu di pasir sampai seekor binatang kecil lewat di tempat itu. Jika mangsanya lewat, maka ia menyerang dengan pagutan yang amat beracun. Rasul Paulus pernah bersinggungan dengan ular ini sewaktu terdampar di Malta karena kapalnya yang ditumpanginya karam (Kis. 28:1-6). 
5.    Orang yang menentang firman Allah diumpamakan dengan ular beludak. Bahayanya lagi ular tersebut berani memasuki rumah Tuhan. Rumah Tuhan adalah tempat aman bagi orang-orang yg rindu kedamaian.
Proposisi: Penting bagi kita mempelajari sifat ular beludak yang Yesus tujukan kepada orang farisi dan ahli taurat.
Kalimat Pertanyaan: Hal-hal penting apa saja yg perlu kita pelajari dari sifat ular beludak yang Yesus tujukan kepada orang farisi dan ahli taurat ini?
Kalimat Peralihan: Hal-hal penting yg perlu kita pelajari dari sifat ular beludak yang Yesus tujukan kepada orang farisi dan ahli taurat ini yakni:
Diskusi:
  1. Memiliki sifat menyerang kebaikan dan senang atas penderitaan orang lain.
1.    Korelasi ular beludak dengan orang Kristen yang mau menang sendiri: Ular jenis ini sering bergelung dan menunggu di pasir sampai seekor binatang kecil lewat di tempat itu. Jika mangsanya lewat, maka ia menyerang dengan pagutan yang amat beracun. (Alkitab mencatat ular ini mampu melumpuhkan kuda, lihat Kejadian 49:17).
2.    Mat 23:34“Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota”
3.  Karakter manusia yang suka atas penderitaan orang lain biasanya seorang yang apatis, masabodo, cuek dll.
4.   Menyerang dengan kelicikan. Amsal 23:32 tetapi kemudian memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa seperti beludak
5.   Ular dalam konteks tertentu dikenal sebagai lambang Iblis, sebab melalui ular, Si Iblis datang kepada Hawa dan memperdayainya. Sehingga kemudian manusia pertama 'Adam dan Hawa' jatuh ke dalam dosa demikian juga tabiat dosa itu menjalar ke seluruh umat manusia.
6.   Aplikasi:
A.   Apakah kita adalah orang yang suka menang sendiri, egois, senang atas penderitaan orang lain?
B.   Dapatkah Kasih Kristus hidup di dlm diri kita sehingga orang dapat melihatNya melalui kita?
C.   Siapa tetangga kita? Kalau rumah kita terbakar, kalau seorang dari rumah kita sakit, ada maling dll siapa yang pertama kita minta pertolongan?
D.  Galatia  6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
  1. Memiliki sifat munafik
A.     Matius 12:34 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.
B.    Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang farisi (Matius 23: 1-36). Kebanyakan dari mereka bersikap Munafik (penggunaan kata "munafik" diterjemahkan dari kata Yunani "υποκριθης - hupokrithês, kata darimana kita mengenal hypocrite dalam bahasa Inggris. Kata Yunani tersebut, umumnya berarti "seorang pemain sandiwara"). Kata ini menunjukkan bahwa mereka berpura-pura berperan sebagai "ahli-ahli Taurat" yang mengajarkannya tetapi tidak melakukannya (Matius 23:3). Mereka yang bertingkah laku dan berkata-kata khas selayaknya ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tanpa dilandasi kasih yangs ejati kepada Allah. Penjilat, bermuka dua, penuh tipu muslihat, perkataan dan perbuatan tidak sejalan. Di antara tujuh macam orang Farisi, hanya ada seorang yang melakukan Hukum karena mengasihi Allah, dan seorang inilah yang layak menerima pujian tertinggi (Palestinian Talmud, traktat Berakot, 9.7)
C.    Korelasi sifat munafik dg ular beludak adalah: Beludak menurut jenisnya dicatat sebagai binatang yg tidak menakutkan dari segi fisiknya karena pendek dan gemuk, namun memiliki bahaya di taringnya yg bila merasa terancam akan segera memagut mangsanya. Kerbau pun bisa mati.
D.    Aplikasi:
1.        Apakah kita memiliki kehidupan ganda? Menjadi Kristen hanya 2 jam di gereja dan mulai meninggalkan gereja sampai kembali ke minggu selanjutnya hidup tidak bedanya dg orang dunia?
2.        Kalau benar, sampai kapan akan kita lakukan seperti itu?
3.        Apakah kita sering melihat dan menghakimi kesalahan orang lain? Matius  7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." I Petrus  2:1 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
Kesimpulan:  
Orang farisi dan ahli taurat dikecam oleh Yesus dan Yohanes pembaptis sebagai ular beludak oleh karena kejahatan dan kemunafikan mereka. 
Awalnya ular diidentikan dengan iblis yang suka menyerang kebaikan dan memiliki sifat munafik. Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati bahwa dirumah Tuhan juga ada ular beludak.

Kamis, 24 April 2014

SAAT KEMATIANKU SUDAH DEKAT

SAAT KEMATIANKU SUDAH DEKAT
2 Tim. 4:6-8
Oleh Adi Putra Wijayantara, S.Th
Pendahuluan:
Sebelum menghadapi eksekusi mati di bawah pemerintahan kaisar Nero, Paulus menyampaikan sebuah pesan kepada Timotius sebagai bentuk dorongan, nasehat dan didikan kepadanya.
Saat terakhir inilah merupakan puncak bagi Paulus untuk menyampaikan berita sukacita, sekalipun bagi orang dunia ini merupakan berita dukacita, namun dengan ketulusan hati Paulus yakin akan upah yang dia dapat dari kerja kerasnya sebagai seorang Kristen.
Kematian merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tidak ada seorang pun yang dapat menghindarinya. Terkadang, ketika berbicara tentang kematian sebagian orang tidak menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang serius dan malahan menganggap bahwa kematian tidak akan pernah mampir dalam hidupnya.
Proposisi: Kita dapat mempelajari keyakinan Paulus saat menghadapi kematian.
Kalimat Pertanyaan: Apa yang dapat kita pelajari dari keyakinan Paulus saat menghadapi kematiannya?
Kalimat Peralihan: Yang dapat kita pelajari dari keyakinan Paulus saat menghadapi kematiannya adalah:
Diskusi:
I.                   Dia telah mengakhiri pertandingan dengan baik (ayat 7).
A.    Pertandingan hidup yang diakhiri dengan baik. Dia adalah olahragawan rohani yang mengikuti perlombaan sesuai dengan prosedur lomba.
1.      Pertama-tama ia melatih tubuhnya (1 Kor.9:27)
2.      Dia adalah seorang pelari yang memiliki tujuan dan seorang petinju rohani yang tidak sembarangan memukul (1 Kor.9:26).
B.     Latar belakang kehidupannya yang adalah seorang Farisi yang fanatik terhadap hukum Taurat. Namun telah bertobat menjadi orang Kristen dan sekaligus menjadi rasul bagi non Yahudi (Kis. 9:15-19).
C.     Aplikasi:
1.      Sampai saat ini, apakah kita berbuat seperti yang Paulus lakukan?
2.      Sejauh mana lintasan yang kita lalui sekarang ini? Pernahkah kita melanggar dari lintasan hidup ini?
3.      Kemanakah kita memukul dan kemanakah kita berlari? (Matius 6:33, Filipi 3:13-14)
II.                Dia mempunyai pengharapan yang besar untuk memperoleh mahkota kebenaran (ayat 8)
A.    Mahkota Kebenaran adalah Panggilan surgawi dari Allah (Fil.3:14). Zaman Romawi hadiah yang disematkan ke kepala seorang pemenang pertandingan adalah daun zaitun. Daun zaitun bisa layu, namun mahkota kebenaran Allah kekal selamanya (Wahyu 3:11).
B.     Fokus Paulus dalam mengejar mahkota kebenaran sehingga dia tidak pernah lalai dalam langkah kehidupannya (1 Kor.9:25).
C.     Aplikasi:
1.      Apakah kita mempunyai pengharapan seperti Paulus? (Filipi 1:21)
2.      Paulus mengejar Mahkota? Apakah kita mengejar mahkota yang sama dengan dia?
3.      Mengejar mahkota? Interpretasi orang tentang mahkota sekarang ini berbeda. Bagi sebagian orang mahkota dipandang sebagai bentuk materi, kekuasaan dan lain sebagainya.
4.      Demas karena dunia meninggalkan Paulus (2 Tim.4:10), Ananias dan Safira menipu rasul-rasul karena godaan harta (Kis 5:2-11), Deotrefes  ingin menjadi orang terkemuka (3 Yoh. 1:9)
Kesimpulan:
Paulus merupakan figur seorang yang memiliki konfiden yang kuat dalam menghadapi kematiannya.
Barangkali salah satu diantara kita memiliki ketakutan yang besar saat berbicara tentang kematian atau terkadang kita menganggap kematian tidak pernah singgah di dalam kehidupan kita, namun perlu kita ingat bahwa kita tidak akan pernah takut menghadapi kematian bila mana kita berbuat seperti Paulus.
Kapan dan di mana pun kita mati kita tidak akan takut bila kita menjalankan hidup ini dengan berada dalam pertandingan yang kita ikuti dengan baik dan memiliki pengharapan untuk memperoleh mahkota kehidupan yang telah tersedia buat kita.

Selasa, 22 April 2014

ARTI KEIKHLASAN BAGI KEHIDUPAN


ARTI KEIKHLASAN BAGI KEHIDUPAN

Kis.9:36
Oleh: Adi Putra Wijayantara, S.Th
Pendahuluan:
Allah menciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Hal inilah yang membedakan manusia dengan mahkluk lainnya. Oleh karena itu, kehendak utama Allah adalah manusia yang diciptakannya ini memiliki cara pandang sebagaimana Allah memandang.
Atribut Allah adalah suci, kasih, adil, baik, benar dan lain-lain. Semua itu dimiliki Allah dan tanpa keterbatasan. Sementara manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah dimaksudkan agar manusia itu memiliki atribut yang sama dengan Allah sekalipun manusia memiliki keterbatasan.
            Jalan utama bagi manusia untuk selamat adalah masuk ke dalam gereja. Masuk ke dalam gereja berarti menjadi gereja itu sendiri. Menjadi gereja berarti menjadi pengikut Tuhan yaitu orang Kristen. Menjadi orang Kristen tidak hanya teori belaka, namun benar-benar hidup sebagai orang Kristen.
            Hal yang teristimewa yang semestinya dimiliki oleh pengikut Tuhan yakni keiklasan. Kita perlu mempelajari secara seksama mengenai keiklasan sebab tidak dapat dipungkiri bahwa orang Kristen semestinya hidup dalam zona keiklasan.
 Diskusi:
I.                   Apakah Keiklasan itu?
A.    Keiklasan berarti: tindakan sukarela yang disertai dengan ketulusan dan berada dalam jalur yang benar.
B.     Alkitab menyamakan keiklasan dengan kasih yang disertai pengorbanan. Sebagaimana Allah mengiklaskan Putra-Nya diserahkan ke dunia sebagai jurus selamat manusia.
C.     Dorkas adalah perempuan Kristen dalam Alkitab yang memiliki kehidupan yang iklas. Ketika dia mati banyak yang merasa kehilangan (Kis. 9:36)
II.                Mengapa kita semestinya hidup dalam keiklasan?
A.    sebab kita diminta untuk berada dalam kebenaran, namun berada kebenaran saja belum cukup. Sebab dibutuhkan keiklasan di dalam menjalankan kebenaran itu (Matius 6:33).
B.     Pertobatan dari dosa membutuhkan sebuah keiklasan (1Yohanesn 1:9).
C.     Penghuni surga adalah orang-orang yang iklas.
III.             Bagaimana menanamkan keiklasan di dalam kehidupan kita?
A.    Mengetahui sumber untuk mempelajari keiklasan itu yaitu dari Alkitab (2 Tim.3:16)
B.     Belajar dari kehidupan Yesus Kristus.
C.     Tidak menunda-nunda namun memulai dari sekarang.
Kesimpulan:
Tak dapat dipungkiri bahwa kita semestinya hidup benar di hadapan Allah. Hidup benar tidak mungkin ada tanpa adanya keiklasan. Oleh karena itu marilah kita pelihara sikap tersebut di dalam kehidupan kita sehingga kita dapat menjadi orang Kristen yang memberi teladan yang baik kepada orang-orang yang ada di sekitar kita.