Jemaat Bali Dulu dan Kini

Di Bali ada dua jemaat di Singaraja dan Denpasar. Jemaat Denpasar dimulai sejak 1999 oleh Mulyatno dan istri yang bekerja dan memiliki Lembaga kursus bahasa Inggris di rumahnya beralamat di Jl. Raya buduk Perum Priskilla A 2 no 14 Mengwi Badung Bali. Biasanya para tamu GSJK dari luar daerah dan luar negeri yang kunjungan kerja atau wisata ke Bali selalu beribadah bersama mereka di Denpasar hingga sekarang.
Sementara di Singaraja dimulai sejak 2000 oleh tiga penginjil yakni Jon, Saibun dan Tamba. Mereka disponsori dari AASBS Lampung dan jemaat dari Amerika. Dari hasil pekerjaan mereka cukup banyak yg ditambahkan di dalam gereja. Kegiatan program yang matang seperti kelas Alkitab rabu malam dan minggu pagi, ibadah minggu pagi, olah raga minggu sore, khotbah radio, pelayanan ke penjara, persekutuan dari rumah ke rumah, family gathering dan ibadah padang. Sebelum ketiga penginjil ini sempat ada dua penginjil yakni Lamhot dan Yogo di tempatkan di Gerokgak  namun akhirnya mereka ditarik kembali ke Lampung untuk melayani di sana.

Di antara jemaat ada Adi, Ary dan Anton ditambahkan ke dalam GSJK tahun 2002 yang kemudian setelah lulus SMK mengambil kuliah tiga ke AASBS (Akademi Alkitab Sumatra Bagian Selatan) Bandar Lampung tahun 2003 untuk Adi dan Ary, sementara Anton di tahun 2006. Ary pelayanan di GSJK Bandar Lampung sejak 2007 hingga sekarang, Adi menjadi pengajar paruh waktu di AASBS selama dua tahun dan berlanjut menjadi penginjil pemuda di Jakarta selama dua tahun sambil menyelesaikan program kuliah S1 teologi di Jakarta.
Tahun 2005 Jon dan Saibun pindah melayani di GSJK Surabaya, dan di Bali Tamba dibantu Ato dari Metro Lampung sampai 2007. Akhirnya Tamba bekerja melayani sendiri di Singaraja sampai 2010 oleh karena Ato pulang ke Sibolga. Sampai akhirnya dipertengahan 2010 Tamba pun ikut ke Dumai Sumatera. Jemaat di Singaraja mengalami kekosongan pemimpin.

Beberapa anggota jemaat Singaraja ada yang pulang ke daerah asalnya, sibuk bekerja dan ada yang pindah ke denominasi. Mengetahui kabar seperti ini, maka Adi mengajukan pindah dari Jakarta ke Bali. Sehingga di awal tahun 2013 sudah melayani jemaat Singaraja dan Denpasar secara bergantian.

Tahun 2014 Anton turut membantu pelayanan di Singarja sementara Adi fokus di Denpasar. Sebulan sekali mereka mengadakan tukar mimbar antara Singaraja dan Denpasar. Mereka berdua bekerja dalam pelayanan tanpa sponsor, melainkan menjadi penginjil mandiri. Pastinya kehadiran Adi dan Anton memberi warna baru untuk kegiatan jemaat.
Adi, Anton dan Mulyatno akan bekerja keras untuk memulihkan dan mengembangkan jemaat di Bali. Mereka akan mematangkan program-progam gereja dengan nuansa baru, penuh kreatifitas dan talenta yang mereka miliki.

1 komentar:

Borneo Bali mengatakan...

link jemaat Kristus Singaraja jemaatkristusbali@blogspot.com